Oke, ini tulisan panjang, hasil surveyku lagi… isinya tentang mengapa keluarga yang sudah mapan ekonominya malah rawan dengan perselingkuhan. Jadi nanti bisa diambil manfaatnya jika kita sudah mencapai masa mapan ekonomi.
Jadiiii… siapkan kacang, keripik dan duduk yang manis untuk membaca tulisan panjang ini. Oh iya, jangan lupa siapkan tisu jika tiba-tiba nanti meras mual ya … okeh… selamat membaca ….
Kita sering mendengar kalau banyak wanita yang menolak bahkan sampai demo ketika ada iatilah pologami. Oke lah nggak usah bahas itu karena di sana ada sifat dasar manusia yang tidak mau berbagi dan sana ada titipan kelompok tertentu untuk menyudutkan ajaran agama islam.
Mari kita bahas saja detail kehidupan sebuah rumah tangga ketika sang istri lebih memaafkan dan membiarkan suaminya jajan di luar ke pelacur dari pada suaminya menikah lagi. Wanita mana sih yang rela di madu ? ini adalah sifat dasar wanita. Cerita di bawah ini bisa mewakili tipe-tipe keluarga lainnya yang berpotensi mengalami permasalahan yang sama.
Sebuah keluarga dengan kemampuan ekonomi yang cukup. Sang suami bekerja kantoran, sang istri bahagia mengurus rumah dan mendidik anak-anak. Keluarga yang bahagia dan damai, tidak terlihat ada permasalahan yang berarti.
Hari berganti, bulan berlalu, tahun terlewati. Rutinitas kehidupan rumah tangga mulai terasa jenuh dan begitu-begitu saja. Ini akan dirasakan oleh banyak keluarga ketika kehidupan rumah tangga tinggal menjalani saja tanpa perlu lagi merasa untuk melakukan apa-apa lagi untuk hidup. Padahal ini adalah dambaan hidup setiap orang, yaitu pada hari esok adalah sudah tenang untuk menjalani hidup. Tetapi di sinilah letak permasalahan besar bisa terjadi.
Ketika masalah dalam rumah tangga keluarga itu sudah dirasa sebagai bumbu-bumbu kehidupan yang pasti akan terlewati dan akhirnya menjadi hal yang biasa-biasa saja. Pada masa awal pernikahan itu jika ada masalah, rasanya akan beraaat sekali, tetapi jika waktu sudah berlalu lama, masalah itu akan dianggap biasa.
Ketika masalah kebutuhan batin suami istri sudah menjadi hal biasa. Tidak hangat lagi ketika seperti awal-awal menikah. Semua sudah menjadi hal-hal biasa saja, sudah terasa menjadi hal biasa yang nggak istimewa lagi.
Ketika anak-anak sudah mandiri sehingga sudah bisa mengurus disi sendiri tanpa perlu banyak perhatian seperti waktu kecil, suami istri harus kerja sama mengurus anak-anak.
Ketika kebutuhan ekonomi sudah mengalir begitu saja tanpa banyak halangan. Maka urusan kebutuhan sehari-hari tinggal meneruskan saja. Tinggal menjalankan rutinitas yang menjadi kewajiban dan kemudian untuk mejadi hak-hak yang akan digunakan untuk kebutuhan.
Suasana di ataslah yang akan melahirkan kondisi-kondisi yang sering kita dengar misalnya om dan tante. Om genit dan tante girang. Om-om itu sekarang lebih identik dengan laki-laki kayak, sudah paruh usia lebih, dan senengnya sama yang masih muda. Kalau tante sekarang sudah identik dengan wanita paruh baya lebih, kayak, suka dandan dan suka mencari berondong.
Lanjut baca:
- Mengapa kondisi ekonomi yang sudah baik malah rawan dengan masalah perselingkuhan ?
- Siapa konsumen pelacur ?
- Bagaimana dengan kabar istri simpanan, istri kontrak yang sering dengar selama ini, siapa yang menyimpan wanita kontrak itu ?
- Jika suami ketahuan jajan ke pelacur atau wanita simpanan.
- Lebih rela suami melacur dari pada menikah lagi !
Semoga tulisan ini ada manfaatnya ketika menjalani hidup ini. Paling tidak kita bisa tau, kondisi-kondisi yang rawan dengan masalah, terutama masalah selingkuh dan zina. Dan jika kita ada pada kondisi itu, kita bisa ingat akan akibat jika kita tergelincir kepada zina.
Posted from WordPress for BlackBerry.
kan … http://maskurmambang.blogspot.com/2013/12/anti-poligami-boleh-selingkuh.html?m=1
Ya ampuun. Sedih bener bacanya ini. Masa sih begini kenyataannya..
Yaaa siapa lagi mas om-om genit dan tante girang… kalau mereka bukan dari keluarga kecukupan ?
wah
kalau nafsu yang diburu…. ya gitu deh