Jika ini adalah strategi mereka yang tidak ingin indonesia menjadi negara maju, maka inilah hasil dari mereka selama ini yang mencekoki generasi muda indonesia dengan pornografi.
Kondisinya sekarang adalah anak-anak mulai dari sd itu sudah kenal pornografi, guru-guru mereka adalah sudah mulai banyak yang sewaktu kuliah itu sex bebas (lihat kondisi mahasiswa daerah seperti jogya), yang sekarang itu targetnya hanya nilai dan prestasi. Kemudian lemahnya perhatian dari orang tua yang kebanyakan sepenuhnya menyerahkan pendidikan anaknya ke sekolah.
Oke, aku tidak menyalahkan guru atau orang tua, yang jelas mereka masih ada yang perhatian, masih ada yang akhlaknya baik dan masih ada yang peduli tentang moral. Tetapi tulisan ini adalah kenyataan sekarang.
Sekarang dibalik perluasan jangkauan internet ke semua daerah, walaupun sudah ada program internet sehat dari pemerintah, tetapi sepertinya tidak serius dalam memfilter konten mesum dan konten yang tidak mendidik. Yang diblok hanya situs-situs besar saja, sementara situs kecil masih lolos untuk diakses.
Remaja itu terhadap hal yang dilarang itu bukannya menjauh, tetapi ada rasa puas jika berhasil melanggarnya. Hanya dilarang dan dilarang, sedikit sekali pemberian bekal akhlak yang seharusnya bisa menjadi bekal bagi anak didik untuk menjauhi hal-hal negatif secara kesadaran sendiri.
Konten mesum dan pornografi ini tidak seperti berita atau tontonan yang lain yang kalau ditonton berulang itu bikin bosen dan jenuh, tetapi pornografi itu kalau ditonton malah bikin penasaran terus dan tidak membosankan, bahkan semakin membuat orang kecanduan.
Kalau dikonsumsi orang dewasa kerusakannya tidak separah kalau ditonton anak remaja. Yaitu efek negatifnya yang membuat orang mengalami penurunan etika, penurunan sopan santun, penurunan moral, peningkatan emosi, peningkatan egoisme, penurunan kesabaran dan peningkatan rasa malas. Orang-orang yang sudah terkena pornografi ya nggak akan jauh dari sikap mudah marah, berpikiran pendek, malas bekerja, licik atau curang.
Mudah marah, karena mereka ketika dinasehati itu akan langsung menolak dan merasa hak-haknya sebagai manusia tidak bisa tertunaikan. Sex adalah hak dan kebutuhan manusia yang menurut mereka itu sah-sah saja untuk dilakukan dan ditunaikan semau mereka.
Berpikiran pendek, dalam rangka mencukupi kebutuhan sex, kadang apa saja dilakukan. Termasuk jual narkoba, jual apa saja yang ada dan bahkan jual diri. Segala sesuatu inginnya instant dan nggak mau repot.
Malas bekerja, masih lanjutan dari berpikiran pendek, orang yang sudah kecanduan sex fokus pada stamina untuk ketika sedang melakukan pemuasan diri. Sehingga salah satu cirinya adalah orang-orang yang seperti itu akan sangat peka pada urusan stamina dan vitalitas. Hal in sangat berkebalikan seharusnya sebagai manusia itu peka untuk sisi kemanusiaan, tetapi malah untuk kepuasan diri.
Licik dan curang, ini adalah ketika kebutuhan sex yang tinggi itu tidak mendapatkan penyaluran. Solusinya adalah selingkuh, melacur, jual diri, ngesex dengan teman, kenalan bahkan saudara seperti tante, ipar dan lainnya.
Melihat bahaya pornografi, negara-negara atheis saja yang tidak mengenal agama dan Tuhan sebagai bagian dari kehidupan bernegara saja seperti china sangat melarang pornografi, mereka sadar akan generasi mudanya adalah penerus kesuksesan kehidupan mendatang.
Lha di sini… di negara ini yang kenal agama ? ….
This Article Belong To Ahsanfile Project !