Dulu pada saat awal aku nikah, aku ingat bener sebuah kejadian yang membuatku hampir keselek ketika sedang makan. Waktu itu aku sama istri sedang makan bersama dan tiba-tiba seseorang menegurku ketika aku nambah nasi dengan cara menggunakan piring bekas wadah lauk yang sudah habis.
Dia menegurku karena aku menumpuk piring wadah makanku jadi 2 tumpuk. Pikirku sih biar irit tempat dan nggak melihat bekas makan ketika orang lain sedang makan juga di situ… Tapiii ternyata kejadiannya lain…
Aku diperingatkan kalau makan piringnya di tumpuk ntar istrinya bisa dua. Aku waktu itu kaget karena ada istriku di situ. Aku kagetnya buka karena aku percaya pada tapi karena koq bisa makan dengan tumpuk piring bisa punya istri dua. Hubungannya bagaimana ?
Masalahnya adalah yang percaya pada hal itu, itu bisa menjadi kenyataan beneran karena hukuman bagi orang musryik itu adalah bahwa Allah SWT akan mewujudkan apa yang dipercaya orang itu. Percaya pada hal / kepercayaan buatan manusia yang posisinya sama dengan kuasa Allah adalah perbuatan syirik. Pelakunya adalah musyrik yang ancaman dosanya adalah dosa sangat besar yang tidak akan diampuni oleh Allah.
Percaya makan dengan pirin ditumpuk 2 bisa menyebabkan seorang laki-laki memiliki istri 2, sama saja percaya bahwa tumpukan piring 2 itu bisa mengubah nasib seorang laki-laki itu. Padahal yang menentukan nasib orang adalah hak dari Allah sebagai Tuhan pencipta manusia. Lha ini percaya makan piring tumpuk 2 bisa membuat orang bisa beristri dua, dan di sanalah letak kesyirikan kepada Allah sehingga berdosa besar.
Tetapi walaupun sudah tahu hal itu adalah dosa besar, maka seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, maka kita ketika bertemu dengan orang-orang seperti itu harus tetap menyampaikan dengan baik, jika tidak bisa menyampaikan bahwa hal itu salah, kita jangan sampai menyakiti hatinya.
Gunakan cara yang baik untuk tetap berkomunikasi dan menjaga silaturrahmi dengan mereka. Sikap frontal kita menghadapi orang seperti itu hanya akan menambah mereka anti pati terhadap kebenaran yang kebenaran itu dengan segala cara setan akan menjauhkannya kita dari hal benar tersebut.
Note:Hak Cipta Artikel Milik Ahsanfile Project, Hak Cipta merek yang dipublikasikan dalam artikel ini milik masing-masing pemegang profil. Tidak diperbolehkan copy paste kecuali mengambil isi tulisan ini sebagai referensi dan menyertakan link website ini.
nyong nyobain ahhh 😛
Ora ngefek mas, sebabe mung kepercayaan tok
hahahaha… duh mitos yg bisa dianalogikan dgn harus memberi nafkah (makan) dua piring tetapi tdk beralasan ya.
kalau kata guru PpKn smp saya, sebenarnya org jaman dulu itu suka dengan perandaian/pengisyaratan dalam kehidupan sehari-hari.
misal, kalau masak keasinan >>> itu cara si anak gadis kasi kode ke org tua, modusnya ya itu minta dinikahin hwhwhwhw
Wah pantes, hampir semua kepercayaan jawa itu pakai filosofi… ternyata dari bahasa kode yaa
Nice article. Boleh direblog?
Silahkan mba, dengan senang hati
Apa hubungannya ya? Hehehe
Itu cuma kepercayaan orang terdahulu saja mas
si Om siap-siap buka cabang,
trus numpuk piring jadi empat deh 😀
Belum ada yang mau tant …