Musim sekaran ini bulan juni juli adalah musimnya telur serangga pada menetas untuk wilayah indonesia. Belalang, kupu-kupu, ngengat, laba-laba dan lainnya pada menetaskan telurnya. Dan tulisan ini bercerita tentang bayi belalang yang baru beberapa hari lahir.
Ini adalah belalang yang baru berumur sekitar satu minggu. Ukurannya sudah besar mendakan bahwa nanti belalang ini akan berukuran besar, mungkin akan berukuran. Lebih besar dari jari orang dewasa seperti belalang yang dulu aku foto ini.
Belalang yang masih seperti ini bisanya cuma melompat dan melompatnya masih jarak dekat serta masih bisa dilihat kecepatannya menggunakan mata. Tidak seperti belalang dewasa yang melesat cepat sukar diikuti mata.
Kondisi ini membuatku leluasa memfoto belalang muda ini. Taruh di tangan paling dia muter-muter menghindari tatapan mata atau arah lensa kamera.
Naluriku mungkin berbeda dengan Anda, mungkin Anda akan membayangkan belalang muda ini lucu dan imut atau menggelikan jika di pegang. Tapi naluriku langsung teringat belalang goreng atau walang goreng.
Sebuah cemilan masa lalu yang setia menemani duduk di angkringan bawah pohon, sore hari sambil menikmati suasana. Ngemil belalang goreng itu sesuatu baget waktu itu. Tapi kini mungkin sudah jadi barang langka dan jarang orang yang ngerti bagaimana menggoreng belalang yang enak.
Yang jelas rasanya akan berbeda sekali jika digoreng menggunakan minyak goreng dari sawit yang selama ini kita konsumsi. Rasanya baru akan enak dan gurih jika digoreng menggunakan minyak kelapa yang diolah secara manual.
Ada yang pernah makan walang goreng ?
baru pernah nyobain laron goreng, mungkin kapan-kapan bakal nyobain belalang goreng.
fotonya keren-keren pak. 😀