Masa libur lebaran menunggu memang cukup lama, tetapi siklus rutinitas harian belum bisa dilakukan dengan penuh karena masih banyak orang yang menutup lokasi usahanya. Mulai dari warung makan, warung sayur sampai tempat pijat masih tutup semua. Jadi kalau ada yang bilang kalau libur lebaran jakarta itu kota mati sekaligus kota idaman itu ada benarnya juga.
Seperti kota mati karena hampir tidak ada warung yang buka. Warteg tutup, warung padang juga tutup, bahan makanan di pasar belum ada pasokan yang datang, ikan daging kosong. Persis seperti kota tanpa penghuni saja. Tetapi jalanan yang sepi itu menimbulkan harapan jika setiap hari jakarta seperti ini. Nggak ada macet, lalu lintas lancar nggak polusi dan kemana-mana bisa cepet dan sesuai waktu. Indah banget pokoknya jakarta tanpa macet.
Aku memilih pulang balik lebih cepat dari biasanya yaitu H+3 untuk menghindari macet di perjalanan. Dan syukurnya nggak mengalami macet yang parah seperti yang kita saksikan di media. Akibatnya sampai di Jakarta ini hampir seperti kota terpencil. Mau cari makanan saja susah, adanya satu dua warung makan itupun yang antre panjang sekali.
Ada paling kalau pagi pedagang bubur ayam, mie ayam, bakso, bubur kacang ijo. Itupun untuk sekali makan doang. Kalau siang atau malam kudu berburu makanan lagi yang susah mendapatkannya kecuali mie rebus atau mie goreng saja di minimarket seperti alfamart atau indomaret.
Dan untuk mengantisipasi hal ini, aku dari rumah orang tua membawa bahan makanan yang cukup awet bisa bertahan ada semingguan. Jadi nggak terulang seperti lebaran kemarin lusa, kelaparan di jakarta, tiap hari makan nasi sama mie doang. Masih syukur sih bisa makan, tapi rasanya ngenes banget, hampir semingguan belum ada warung dekat yang buka sekedar membeli sayur atau lauk.
Contohnya sebagai orang yang suka apa-apa yang berbaun”ndesa” yang saya bawa adalah ikan asin, daun ubi, pisang mentah, ketela pohon. Bahkan kadang saya juga bawa daun pepaya, kelapa, beras, tempe mentah dan petai. Persis sekali orang mau pergi merantau, bawa beras segala. Tapi kenyataan emang warung beras masih banyak yang tutup kalau lebaran seperti ini.
Note:Hak Cipta Artikel Milik Ahsanfile Project, Hak Cipta merek yang dipublikasikan dalam artikel ini milik masing-masing pemegang profil. Tidak diperbolehkan copy paste kecuali mengambil isi tulisan ini sebagai referensi dan menyertakan link website ini.
[…] ← Cara mengatasi pulang balik lebaran terlalu awal yang belum ada warung buka di Jakarta […]