Masalah pernikahan ada saja permasalahan yang menghalangi. Datang dari kita sendiri atau dari orang lain. Seorang sahabat saya bertanya:
Saya sudah pacaran lama, sudah ada dua tahun lebih. Saya dan pacar saya sudah saling mengenal dengan baik dan sudah sepakat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Tetapi kemudian orang tua saya tidak merestui dan melarang pernikahan kami karena kami dalam kondisi rumah ngalor-ngulon. Orang tua saya sudah tidak bisa dijelaskan lagi bahwa itu tidak sesuai dengan ajaran agama dan bersikeras melarang karena takut nanti terjadi bencana.
Apa yang harus saya lakukan agar orang tua merestui pernikahan kami ? Susah sekali meyakinkan mereka walaupun sudah menggunakan dalil-lalil agama. Bagaimana cara menghadapinya ?
Apakah jika saya tetap mempertahankan untuk menikah, akan masuk sebagai anak yang durhaka karena melawan perintah orang tua ?
Jawaban yang bisa saya berikan terhadap sahabat saya itu:
DARI DIRI KITA SENDIRI DULU
Pertama, kita harus tetap berpedoman terhadap ajaran agama karena itulah yang Tuhan berkan untuk manusia agar bisa bahagia di semua sisi kehidupan. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan kebahagiaan yang abadi selain dengan mengamalkan ajaran agama. Dan kita harus belajar soal agama ini agar tidak sampai salah menerima ajaran agama dan bisa benar dalam mengamalkannya.
Kedua, stop hentikan pacaran, karena pacaran adalah hal yang sangat dilarang dalam agama. Tidak mungkin kita akan bahagia kalau kita menikah dengan diawali dengan melanggar ajaran agama. Mengapa pacaran itu dilarang oleh agama itu semata-mata untuk melindungi kehormatan kita. Kita akan terhindar dari zina dan perbuatan keji lainya yang diakibatkan ketika pacaran.
Lihatlah contoh mereka yang menikah dengan diawali dengan pacaran ! Bahagiakah mereka ? Bertahan lamakah kebahagiaan mereka ? Cerai, putus, selingkuh, lari tanggung jawa, kdrt dan lainnya adalah wana-warni dari keluarga yang diawali dari pacaran.
Ketiga, menikahlah dengan orang yang sudah memiliki ilmu agama yang baik. Allah sudah memberiahukan buat kita bahwa laki-laki baik itu untuk wanita yang baik an sebaliknya. Dan kita sebagai manusia pasti ingin memiliki pasangan yang baik. Dan itu dambaan semua orang. Dan untuk itu satu-satunya cara adalah kita harus menjadi orang yang baik.
DARI SISI KITA TERHADAP ORANG TUA.
Pertama, kita harus kembali kepada ajaran agama ketika kita bersikap tehadap orang tua. Kita diajarkan untuk berbuat baik kepada orang tua apapun kondisi mereka. Tetapi sikap kita adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah, jika orang tua kita menyuruh kita untuk melakukan apapun yang bertentangan dengan ajaran agama, kita harus mempertahankan ajaran agama dengan cara yang baik. Kita tidak akan menjadi durhaka ketika kita tidak menuruti perintah orang tua yang melangar perintah Allah. Tetapi kita akan durhaka ketika kita berbuat yang tidak baik terhadap orang tua.
Kedua, ketika kita berkomunikasi dengan orang tua yang kokoh pendirian untuk mempertahankan adat kejawen yang tidak sesuai dengan ajaran agama, kita harus tetap berbuat baik. Kita bisa meminta bantuan orang yang lebih dewasa atau lebih disegani oleh orang tua kita misalnya kakek atau ustadz atau lainya yang disegani oleh orang tua kita untuk menjelaskan masalah ini.
KETIKA MEMILIH CALON TANPA HARUS PACARAN
Pacaran itu dilarang dalam agama islam, terus apa solusi untuk mendapatkan jodoh yang baik yang bisa kita kenal kepribadianya yang tidak membeli kucing dalam karung, kan pacaran itu untuk mengenal lebih jauh calon kita nantinya agar tidak menyesal dikemudian hari.
Pertama, pacaran adalah bentuk tipuan setan untuk menjerumuskan manusia. Kalau kita bicara pacaran itu juga kita bicara nafsu yang akan susah untuk diubah kalau kita tidak mengendalikanya dengan cara belajar ilmu agama yang benar.
Pacaran, benar gak sih itu akan membuat kita kenal dengan baik si dia ? Berapa banyak gadis yang tertipu ternyata pria yang diniahinya tidak sebaik saat pacaran, atau baru tau setelah nikah ternyata statu dia adalah pria sudah beristri ?
terima kasil ilmunya, Pak,
modal nanti buat mantu.
[…] Cara menghadapi orang tua yang tidak melarang pernikahan karena masalah ngalor ngulob […]