Mencari rejeki yang halal itu harus dilakukan di jaman yang banyak sekali riba disemua bidang usaha !

Mau pinjam modal buat usaha, ngembalikannya harus bayar beserta tambahan per bulan, ini riba karena ada bunga. Nggak peduli ke bank, ke koperasi simpan pinjam, ke rentenir bahkan ke orang biasa.

Mau beli rumah atau mobil atau motor kalau kredit harus nyicil sekian kali dengan nilai angsuran yang sudah ditambahkan bunga sekian persen dari harga aslinya. Ini juga riba !

Mau kerjasama ke bank syari’ah juga sudah mulai diragukan tingkat kersyar’iannya karena sudah mulai nggak jelas peruntukan dana untuk usaha apa oleh bank dan tetap saja ada nilai tambahan yang harus dibayarkan walau namanya bukan bunga jika pinjam. Tetep aja ini bisa masuk ke dalam riba.

Haduh… bingung ketika mau bekerjasama dengan lembaga keuangan baik untuk menyimpan dan mau meminjam karena sangat rawan dengan riba.

Jika kita sudah memiliki perasaan khawatir menyimpan uang di bank yang jelas ada bunganya karena tidak ada pilihan lain yaitu khawatir ketika mengambil uang, bunganya ikut keambil itu adalah sebuah hidayah bahwa kita sudah diberikan jalan untuk berusaha menghalalkan rejeki dan nafkah dari riba.

Karena bahaya riba itu sangat besar dan tidak ada pengecualian yang dibolehkan seperti pengecualian makanan haram. Jika kita karena terpaksa sudah tidak ada lagi makanan, kita dibolehkan memakan makanan yang diharamkan seperti babi, bangkai atau lainnya.

Tetapi dalam kondisi apapun, kita tidak akan mendapatkan kondisi agar riba itu dibolehkan dan menjadi bisa digunakan. Karena riba itu sangat tidak adil dan pasti ada pihak yang dirugikan jika kita mengembalikannya pada nilai-nilai keadilan yang selama ini banyak orang yang sudah merasa enjoy dengan kondis ini.