Rumah adalah tempat kita untuk memulai, menjalani dan tempat untuk kembali dalam kehidupan sehari-hari. Tempat kita untuk memfasilitasi tumbuh kembang generasi. Sehingga rumah harus kita jaga luar dan dalamnya agar nyaman untuk dihuni dan jadi tempat yang menyenangkan untuk anak-anak kita.
Dalam tulisan ini aku akan sedikit share tentang salah satu sisi kehidupan yang biasanya bermasalah antara keindahan dan kebersihan rumah dengan kreatifitas anak.
Saat melihat perkembangan anak, kita sangat berharap bahwa anak kita bisa menjadi anak yang cerdas dan pintar berkreasi dalam hal apapun. Makanya kita sebagai orang tua sekarang ini tak segan untuk membelikan peralatan-peralatan yang menunjang kreatifitasnya.
Salah satunya adalah kreatifitas di bidang tulis menulis dan menggambar serta mewarnai. Maka mulailah si kecil kita berikan buku gambar, crayon, pensil dan bahkan cat air. Mereka akan senang sekali dan kadang kita kewalahan untuk mengikuti aktifnya mereka dalam corat-coret di buku gambar. Belum habis lembar kertasnya kadang sudah penuh dengan coretan. Bahkan di mereka masih suka corat-coret di tempat yang bukan semestinya.
Selama kita senang sarana buku ada dan kita bisa mengontrol kreatifitas mereka, itu nggak masalah. Tetapi ketika mereka mulai bosan terhadan buku maka masalah yang biasa dihadapi orang tua di mananpun adalah anak kecil suka banget corat-coret di tembok.
Walau sudah kita bilangin, walau sudah dibelikan buku baru, tetapi rupanya anak kecil di kebanyakan orang itu melihat tembok rumah yang putih bersih itu sebagai tempat yang sangat nyaman untuk melukis.
Nggak peduli rumah kita itu rumah sendiri, rumah ngontrak, rumah komplek, rumah kavling, rumah mertua atau rumah mewah yang kita pasti memiliki pembantu, masalah anak suka corat-coret tembok akan dihadapi oleh semua orang tua.
Dan ini adalah pengalaman pribadi saya yang juga mengalami masalah dalam mengurus rumah dalam hal kebersihan tembok. Anak pertama saya harus rela cat ulang rumah dua kali, anak kedua saya coba mencari cara agar kreatifitas anak tetap terjaga tetapi kebersihan rumah juga tetap ada.
Nah dalam artikel ini saya mau share dua cara yang saya bisa efektif meredam aksi corat-coret tembok rumah oleh si kecil tanpa mereka kehilangan kreatifitas untuk mengasah jiwa seni mereka. Dan tentunya ini bukan dengan cara memarahi atau cara kasar lainnya.
Pertama dari sisi cara atau ketika mereka akan corat-coret.
Sumber masalah: Kita selalu ingin rumah bersih dari corat-coret anak terutama di tembok sementara anak kita suka sekali menorehkan coretan di tembok karena mulai bosan dengan buku atau kertas gambar. Dan mereka lebih senang memandangi hasil karya mereka terpampang di tempat yang luas dan bisa dilihat setiap saat.
Solusi: Arahkan mereka untuk tetap berkreasi di kertas gambar kemudian setelah selesai kita arahkan untuk memasang kertas gambarnya di tembok. Sebelum selesai jangan di pasang dulu. Ini akan memacu semangat anak juga untuk membuat karya-karya yang lain untuk menutupi bagian tembok yang masih kosong.
Hasilnya adalah tembok rumah kita ketutupan dengan kertas-kertas berisi coretan kreatifitas anak dan temboknya akan tetap bersih. Kreatifitas anak tidak akan berhenti dan mereka lebih semangat karena kita juga akan menghargai karya mereka karena kita ikut menempelkannya di tembok yang tinggi sambil kita memuji mereka.
Kedua dari cara psikologis anak-anak untuk ikut menjaga kebersihan rumah.
Pada dasarnya hanya butuh pemicu agar anak menjadi semangat untuk menjaga kebersihan rumah. Sifat dasar anak adalah mempertahankan apa yang dia anggap benar dan menyenangkan buat dirinya. Jadi yang perlu kita lakukan adalah menjaga kebersihan tembok rumah itu menyenangkan buat dirinya.
Solusinya seperti yang saya lakukan adalah mengajak anak untuk ikut mengecat rumah sambil kita ajari cara mengecat yang benar agar putih bersih sampai tidak kelihatan nodanya. Saya ajari anak untuk mengecat lebih tebal bagian dulu dia mencoretnya dengan crayon atau cat air. Dari situ dia akan bisa membedakan bahwa tembok yang bersih dari noda itu lebih enak untuk dilihat dari pada tembok yang belepotan.
Cara lain adalah mengajak anak ke rumah temen sebayanya yang dia kenal dan kita tunjukkan kalau rumah temennya itu lebih bersih. Ini untuk memacu semangat anak yang tidak mau kalah dengan temennya dalam hal apapun. Jadi akan memacu anak kita agar nggak mau kalah soal kebersihan tembok rumah dengan temennya. Hal ini termasuk kebaikan karena berlomba-lomba dalam hal yang positif.
Nhaa dua hal tersebut saya praktekan dan hasilnya tembok rumah saya sampai hari ini relatif masih bersih walaupun sudah tiga anak yang dalam usia sangat kreatif. Dan dimanapun kita tinggal, di rumah seperti apapun di pedesaan, di kota kecil bahkan di kota besar termasuk di perumahan elite dan mewah seperti di menteng, perumahan bsd, karawaci, kapuk dan lainnya kita akan bisa mengatasi masalah ini.
Wuah nice idea iki. Buat ponakan 🙂
Buat anak sendiri dulu laaa