Pendekar kayu teratai – Pergi mengembara ke kaki gunung slamet mencari kitab pusaka !


Kali ini aku mau share tentang sebuah impian atau cita-citaku ketika masih sd yang kalau aku ingat-ingat itu luar biasa dan sampai aku lakukan dalam rangka mewujudkannya. Saya ingin menjadi pendekar yang sakti, dengan bersenjatakan kayu teratai. Saya akan mengembara ke gunung slamet, mencari gua di hutan dan menemukan seorang guru dan saya akan mendapatkan ilmu kanuragan yang pilih tanding.

Kurang lebih seperti itu, maka pas kelas 3 SD saya ingat betul, hari itu jumat, aku bersama seorang sahabat karib, Hayat namanya itu janjian, besok hari sabtu pagi mau berangkat pergi mengembara, pergi dari rumah dengan membawa bekal dibungkus pakai kantong dan dipikul di pundak, bawa golong dan pakai kecapi. Nggak usah pamit ke orang tua, soalnya nanti pasti nggak boleh. Nekad pergi saja dari rumah dan nanti pas pulang setelah beberapa tahun mereka juga pasti akan bangga karena aku sudah jadi pendekar.

Dari sabtu pagi aku sudah gelisah dan gak sabaran untuk segera berangkat. Dengan pikiran ini adalah hari terakhir di rumah maka aku bantu orang tuaku secepat mungkin agar selesai lebih awal. Mereka heran koq aku tumben kerja mbantu mereka rajin banget.

Oke, bekal nasi, beras, ikan asin sudah aku masukan ke dalam kantong bekas wadah gandum. Aku ikat dan aku sembunyikan jauh dari rumah. Jadi pas berangkat nggak ketahuan bawa yang aneh-aneh.

Pas jam 11 siang aku menuju titik bertemu dengan sahabatku, di sebuah sungai yang berada tidak jauh dari kuburan labruk. Tepatnya di sebuah sumur air yabg biasa digunakan untuk mandi oleh orang-orang di tempatku. Saling tanya bekal yang dibawa apa saja, kemudian kami berjalan meninggalkan kampung menuju arah utara yaitu gunung slamet.

Kami bener-bener sudah bulat tekadnya untuk mencari seorang guru silat yang sakti dan bisa menjadikan kami seorang pendekar. Kami terus berjalan sampai melewati batas desa. Ha ha ha… sampai di sini dua orang anak manusia yang nggak jelas dapet tekad dari mana tidak ada yang tahu bahwa mereka sedang minggat.

Sama persis dengan cerita para pengembara, kami istirahat di sebuah tepi jurang untuk melemaskan kaki. Nhaa di sinilah masalah mulai muncul yaitu cobaan dan keraguan untuk melanjutkan perjalanan. Kami merasa lapar dan haus banget, padahal baru berjalan sekitar 3 jam. Dan nggak tau mau makan serta minum apa.

Akhirnya kami memetik pisang ijo entah milik siapa dan kami bakar di sana. Sambil duduk-duduk dan mengumpulkan kayubakar untuk membuat api lebih besar. Kami duduk berhadapan dan menikmati pisang mentah bakar hasil curian kami. Tak lupa kami minumnya adalah kelapa muda yang aku ambil di tempat itu juga. Sebenarnya takut juga kalau yang punya kebun ngerti kami mencuri isi kebunnya. Ha ha ha… parah banget yak…

Dan benar saja, saat asyik makan pisang bakar dan kelapa muda tiba-tiba ada yang meneriaki kami dengan keras. Aku dan sahabatku langsung lari terbirit-birit mencari persembunyian. Dan karena kami berada di tepian jurang, maka kami nggak bisa kemana-mana dan akhirnya kami turun jurang masuk ke rimbunnya daun bambu wulung yang ada di tepian jurang itu

Wah ternyata kalau kejadian yang satu ini aku lihat lagi sekarang itu parah sekali. Pertama adalah mencuri di kebun orang. Kelapa muda dan pisang karena kelaparan. Terus bersembunyi di tepian jurang terjal dan berbatu cuma pegangan ke batang-batang bambu yang gatal dan dannya gampang banget menyayat badan. Tebing itu  kalau dihitung ketinggiannya itu lebih dari 50 meter. Sangat berbahaya buat anak kecil seumuranku waktu itu.

Lanjut, setelah kira-kira kami ndekis (bersembunyi tanpa bergerak) selama ada lebih dari 1/2 jam karena orang yang meneriaki kami ternyata sang pemilik kebun lama banget di situ. Sambil mencari-cari dan melihati sisa kelapa muda dan buah pisangnya yang kami bakar. Takutnya kami bukan main karena dia sambil terus mencari-cari kami dan membawa golok.

NOTE
Hak Cipta Artikel Milik Ahsanfile Project, Hak Cipta merek yang dipublikasikan dalam artikel ini milik masing-masing pemegang profil. Tidak diperbolehkan copy paste kecuali mengambil isi tulisan ini sebagai referensi dan menyertakan link website ini.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.