Melanjutkan tentang sebuah cerita kegagalan yang sebelumnya yaitu tentang kesalahan seorang bos yang mengambil keputusan berdasarkan rasa suka dan tidak suka. Ada salah satu sifat orang yaitu pandai menbawakan diri. Rasa percaya dirinya tinggi sehingga bisa mengemas sebuah hal menjadi menarik. Terlepas dari aslinya memang baik atau malah dikemas sedemikian rupa untuk menutupi masalah.
Ini juga berbahaya karena sebagian besar orang yang pintar membawakan diri itu ketika ada kekurangan juga akan dibuat sedemikian rupa agar kekurangannya tertutupi. Tidak ada jaminan bahwa seseorang itu selalu benar. Kasus seperti ini sering sekali terjadi dan menimbulkan masalah dikemudian hari jika seorang bos itu termakan pada informasi dari orang yang suka melebih-lebihkan diri.
Kalau dia memiliki anak buah yang suka cari muka, tinggal tunggu waktu saja perusahaanya bermasalah. Atau contoh lain adalah seorang bos yang termakan dengan pembawaan seorang sales yang ketika dia membawakan presentasi sebuah solusi, akan langsung iya dan setuju serta menganggapnya bagus.
Kondisi ini juga berlaku untuk seseorang yang memiliki sifat tidak pandai berbicara walaupun aslinya dia pinter dan pekerjaanya bagus. Orang seperti ini akan akan ketinggalan dari orang yang pandai membawakan diri nggak peduli sebenarnya pintar atau tidak.
Hal yang aku sebut di atas juga pernah aku lihat sendiri pada seorang teman kerja yang dia itu sebenarnya pandai tetapi selalu tidak pernah mendapatkan posisi yang baik seperti rekan kerja yang lain walaupun hanya sebatas teori saja.
Bahaya emang yang begini ini..
Pernah nonton program brain train…apa lah itu, pokoknya di NatGeo? Katanya orang2 yang pintar cari muka di lingkungan pekerjaan, atau istilah di program tersebut sebagai jerk, sebagian besar di antara mereka sukses dalam berkarir. Dan itu hasil penelitian lho.
bekerja itu kan mengenai bagaimana kita menjual diri. harus bisa jaga diri dan promosi dengan baik. kalau gak sih gak dilirik sedikitpun.
Iya itu dari sisi anak buah, masalah ini untuk seorang bos yang menilai anak buahnya.
[…] Terlalu percaya pada orang yang pintar membawakan diri. […]