Setelah beberapa lama aku masuk dunia fotografi dari arah naratif, aku akhirnya ketemu dengan dunia fotografi ala mereka yang berangkat dari teori fotografi. Ada irisan pertemuan antara dunia fotografiku dengan mereka yang aku sering bermasalah dengan itu.
Beberapa akhir minggu ini aku mencoba berkompromi dengan mereka, mencoba mengikuti cara mereka memfoto dan menilai sebuah foto. Walau aku masih ngganjel di hati dan perasaan tentang fotografi mereka, sedikit demi sedikit aku bisa mengerti kualitas foto seperti apa yang bagus menurut mereka para fotografer.
Aku simpulkan seperti judul tulisan ini yaitu bahwa ada urutan dan faktor yang akan mempengaruhi hasil bagus tidaknya sebuah foto. Dimulai dari bakat, kamera, kesempatan sampai niat. Berikut penjelasanya.
Pertama yang akan mempengaruhi kualitas sebuah foto adalah bakat. Porsinya 40% sendiri dalam mengambil bagian bagus tidaknya foto. Bakat ini tidak setiap orang memiliki, jiwa atau seni memfoto tidak semua orang bagus. Akan berbeda hasil fofo seorang yang jiwa seninya tinggi dengan yang jiwa seninya rendah.
Yang kedua adalah kamera yaitu kualitas kamera. Seperti yang saya rasakan sekarang ini, walau sudah ada sedikit jiwa seni fotografi yang mulai terbentuk tetapi mentok pada kualitaa kamera yang dipakai. Nggak bisa memfoto pada jarak dan fokus tertentu, nggak bisa pada kondisi kurang cahaya dan sebagainya. Kualitas kamera ini selain bawaan dari kamera itu sendiri juga masalah setting pada kameranya. Akan berbeda hasil fofo yang menggunakan kamera biasa dengan kamera yang mahal.
Tidak peduli orang yang memfoto itu punya skill atau bakat seperti penjelasan pertama, hasil fofo kamera mahal tentu akan jauh berbda dengan kualitas kamera biasa. Tetapi di sini masih bisa dikalahkan oleh orang yang memfoto itu memiliki bakat fotografi yang bagus.
Ketiga adalah kesempatan yaitu momen yang pas ketika sebuah foto diambil. Tidak peduli seseorang memiliki jiwa seni fotografi yang bagus, memiliki kamera yang mahal, ketika tidak menemukan event atau momemt yang pas ya hasil fotonya tidak akan bagus.
Keempat adalah niat. Banyak orang yang niat foto tetapi akhirnya foto yang didapatkan itu tetap saja jelek, karena ya akan kembali pada urutan di atas yaitu apakah dia memiliki jiwa atau bakat seni fotografi yang baik, memiliki kamera yang bagus serta mendapatkan momen atau event yang pas. Ini banyak dialami oleh mereka yang punya kamera sebatas kamera phone dan ingi memfofo seperti fotografer yang bagus gambar hasil jepretannya.
Jujur saya pernah mengalami yang keempat itu. Sering putus asa melihat kualitas hasil fofo yang sudah merasa sebisa mungkin tetapi masih jauuuuh dibandingkan dengan foto mereka para fotogrqfer.
Jadi kesimpulannya adalah ketika melihat sebuah foto yang bagus, kembalikanlah pada urutan di atas yaitu sang fotografer pasti memiliki jiwa seni yang bagus, kameranya juga bagus serta mendapatkan kesempatan atau moment yang pas.
Pokonya jangan minder sama fofo orang lain, bisa saja fofonya bagus itu karena tertolong oleh faktor nomor dua yaitu kualitas kamera yang bagus yang aslinya orang itu tidaj memiliki skill yang bagus. Hanya karena kameranya yang bagus itulah maka hasil fotonya bagus. Paling tidak itu bisa membesarkan hati kita yang masih minder melihat foto orang lain lebih bagus.
Gak juga mas, fotografi itu adalah niat, kamera hanya penolong, ada temen cuman pake “budesri” sering juara, tapi sejalan dengan lomba2 yang diikuti, akhirnya yo tetep upgrade kamera hehehe..
Yg pertama adalah niat, mau belajar dan bertanya, banyak latihan, yang terakhir baru kamera
Mengutip dari status bbm temen “Camera just a tool, your eye what counts”…
mas bahas tentang pengaturan cameranya dong.. seperti iso itu apa dan mode yang di camera seperti landscape auto dll
[…] untuk kualitas hasil foto itu kembali lagi ke soal bakat, camera, nasib dan niat seperti yang aku share sebelumnya soal apa saja yang mempengaruhi kualitas […]