Malam minggu, aku pulang agak malam dari arah buaran bekasi menuju daerah rawamangun, jakarta timur. Jalur yang aku tempuh adalah sepanjang BKT atau Banjir Kanal Timur. Nhaa di sini pemandangan mesum itu di sana-sini.
Maaf, aku menulisnya di sini untuk perhatian para orang tua yang masih mengharapkan putra-putrinya hidup normal pada masanya nanti.
BKT malam minggu itu selalu ramai orang, baik jualan ataupun jajan malam. Tapi itu di bagian cipinang saja. Ada bagian lain yang ke arah buaran bekasi yang jauh banget bedanya. Jika yang dekat dengan cipinang itubramai orang dan penerangannya bagus, yang ke arah buaran gelap dan minim penerangan serta sepi orang.
Karena aku baru pertama lewat jalur yang arah buaran ini malam-malam, maka dengan pikiran baik-baik saja aku kadang lewat jalan raya, kadang masuk ke jalur sepeda selama nggak ditutup palang besi atau portal.
Nah, ada satu jalur sepeda yang cukup rimbun pohonnya, di sana ada beberapa motor tersandar tapi nggak ada orangnya. Pikiranku mulai curiga ini orangnya pada kemana. Aku kemudian jalan pelan sambil tengak-tengok.
Aaaaaaaa…. pas lampu motor menyorot sebuah bayangan hitam di bawah pohon, alangkah terkejutnya saya, ada seorang gadis bertekanjang dada sedang duduk di antara paha lelaki berjaket. Sang lelaki sambil memegangi payudara gadis itu.
Spontan mereka menghentikan aktivitas menjijikan itu. Eee malah yang lelaki kemudian berdiri dan cepat mengenakan celananya kembali dan berlari mengambil seauatu dan melemparkanya ke aku sambil maki-maki.
Wusshhh bug… ternyata batu cukup besar yang dilemparkab ke aku, untuknya nggak kena. Kemudian aku tancap gas menghindari orang itu. Sekilas saya masih mihat wajah gadis itu dan karena agak kena sinar motor jadi jelas persis. Dia malah mengedipkan mata padaku sambil jarinya menunjukan angka 15 padaku…
Aku nggak peduli kemudian segera lari. Eeee nggak jauh ada 50m dari situ ada pemandangan serupa. Kali ini anak sma, yakin pakai seragam abu putih dua-duanya. Mereka pas kena sorot lampu cuma menutupi tubuh mereka pakai jaket yang tadinya buat alas.
Aku terus melaju motorku, yang paling membuatku begidik adalah pemandangan seorang anak laki muda, 2 orang aku yakin kelas smp sma lah, sedang memgangi payudara seorang wanita cukup tua yang menor sekali.
Aku terus melaju motorku makin kencang dan sampailah pada ujung jalur sepeda pertemuan denga jalan jembatan. Celakanya jalan ditutup palang besi sehingga aku harus menaikan motorku ke batas jalan, masuk rerumputan kemudian lewat samping dalam pagar besi itu baru bisa keluar.
Eee di dekat situ ada nongkrong beberapa orang gadis berambut pirang yang sedang merokok sambil ketawa-tawa. Pas aku lewat di depan mereka, ada yang melambaikan tangan padaku.
Oke, aku dah sampai di jalanan umum, aku segera memacu motorku menjauh dari situ. Takut kenapa-napa di sana, nggak keren banget kalau aku kecelakaan motor di area kaya gitu.
Duh sepanjang jalan aku nggak habis pikir, itukah prostitusi jalanan ? Atau orang lagi pacaran tapi sudah gak kuat menahan birahi ? Ataukah di situ, di bawah pohon adalah tempat kawin yang nyaman buat mereka…
Ini sebagai gambaran suasana BKT pas di jalur sepedanya. Sisi sebelah adalah sungai besar, sisi kanannya adalah pohon-pohon yang sekarang rindang. Foto ini diambil pagi hari, kalau malam suasananya lain banget.

Sangat memprihatinkan, sangat mengkhawatirkan. Kalau siang buat jalan-jalan, arena bermain anak, jalan santai, sepedaan. Kalau malam buat tempat mesum, karena jarang yang lewat dan dekat dengan jalan raya besar sehingga dipastikan jarang orang yang akan lewat situ malam hari.
Harusnya hal-hal penyakit masyarakat yang sangat merusakndan merendahkan harkat dan martabat wanita seperti bisa di antisipasi oleh pemerintah misalnya dengan memberi lampu penerangan yang merata, nggak di bagian yang banyak orang jualan saja.
Eeeeh tapi katanya malah ada mau dibuatkan apartemen prostitusi. Ide ngawur yang akan memfasilitasi orang untuk menjual dan membeli wanita dengan begitu murahnya.
Coba hubungi trantib, hehehe
Boleh di share ini? biar Walikota Jakarta Timur baca atau Gubernur baca 😀
Wow, padahal kalau siang keren ya. Tapi kalau malam malah menyeramkan, bukan karena setan, tapi karena yang begituan. Doh! Ada baiknya, menurut saya, kalau dikasih penerangan dulu supaya setan-setan yang menjerumuskan ke perbuatan begitu bisa pergi dari sana.
Padahal siangnya keren!