Kehidupan Desa : ingin tampil mewah !


Hal-hal yang mengusik hati biasanya akan menjadi sebuah judul tulisan dalam websiteku ini. Dan ini tentang suasana kehidupan desa : ingin tampil mewah di hadapan orang lain.

Selama ini aku tinggal di daerah perkotaan yang kecenderungan orangnya lebih mengutamakan mendapat pekerjaan yang lebih baik dibandingkan target hidup lainnya. Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Sekarang lingkungan hidupku sering melintasi daerah pedesaan yang menjadi bagian dari perjalanan sehari-hari. Cerita-cerita baru tentang hidup banyak yang aku baru temukan. Contohnya adalah tentang kecenderungan untuk ingin tampil mewah.

Hampir menjadi warna di semua sisi kehidupan, apapun akan dilakukan untuk tampil mewah. Ada dua hal yang sangat kelihatan pada pola hidup orang-orang di desa pada umumnya yaitu untuk masalah Rumah beserta isinya dan kendaraan.

Bangun Rumah yang bagus dan mentereng.
Sudah bukan tujuan bangun rumah untuk kebutuhan pokok yaitu tempat tinggal, sekarang kalau belum bisa bangun rumah dengan model gedongan, yang bagus modelnya, lengkap perabotannya atau juga kelihatan menterang, orang akan lebih memilih untuk tinggal bersama orang tua atau saudaranya.

Bagun rumah untuk dipuji orang lain

Sudah hal yang sangat umum, orang-orang ketika bercerita tentang rumah seseorang itu pasti yang keren, yang modelnya mewah, yang rumahnya besar, yang perabotannya bagus-bagus. Yang isi rumahnya lengkap.

Nggak pernah ada cerita menjadi pembicaraan orang itu seseorang yang mbangun rumah semampunya untuk cukup dulu berteduh. Mbangun semampunya atau juga dengan cara bertahap. Yang ada orang merasa malu ketika memiliki rumah nggak bagus.

11 respons untuk ‘Kehidupan Desa : ingin tampil mewah !

    1. Ya gitu deh mba, orientasi dan desain rumah sampai interior dalemnya agar dinilai bagus sama orang lain. Yang orientasinya untuk memenuhi kebutuhan itu jarang sekali kalau di desa.

      Btw dari jawa juga yag mba ?

  1. Bagi saya yang penting bisa punya tempat yang melindungi dari panas dan hujan yang tidak bocor dan aman ditinggali :huhu. Tapi memang sih, di desa itu masih mementingkan prestise dari sebagus apa rumah yang ditinggali, apalagi untuk kaum perantau, masyarakat sana pasti menganggap kalau rumah para perantau itu pasti bagus-bagus :hehe. Aaaak padahal mereka tidak tahu kalau merantau itu juga artinya membanting tulang dan bersusah-susah di tanah orang, belum tentu bisa bangun rumah istana gedongan… :huhu.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.