Dulu aku nggak suka yang namanya pijat, banyak kenangan buruk soal pijat di masa kecilku, tapi kini sepertinya pijat jadi acara yang aku sukai. Dulu kalau aku habis jatuh dari pohon, terjungkal di jalanan, jatuh menggelundung dari tebing yang nggak jauh dari kecetit, keseleo, organ dalam mengsol itu aku langsung ditolong sama orang tua dipanggilin tukang pijat.
Nhaa pas dipijat biasanya aku sampai tolong-tolong dan dijagal sama ayahku. Sakitnya luar biasa alagi kalau yang namanya kesleo kaki atau tangan. Jika sakit kelseo itu akan sembuh dalam 10 hari, maka sakit dibenerin ototnya itu diborong setengah jam saja. Sembun sih sembu rapi sakitnya meninggalkan kesan yang kurang baik.
Dan sekarang, aku menemukan suasana yang cukup mengasyikan. Kala kondisi badan lagi lelah, capek, kemudiam dipijat dengan santai, diruang yang nggak terang dan nggak gelap, lebih tepatnya redup. Kalau bahasa orang-orang tempat yang remang-remang. Dan nggak dalam kamar-kamar yang privasi.
Kaki lagi pegel kemudian saya duduk selonjor dan dipijat yang pegel itu. Aaaaawwww… sakit awalnya karena aku nggak bilang pijat apa. Defaultnya adalah pijat refleksi. Jadi bukan pijat segar yang diharapkan. Tapi harus ngomong dulu pijatnya minta yang untuk menghilangkan pegal-pegal saja. Kalau refleksi itu sakit dan hanya menyasar beberapa anggota tubuh saja.
Kalau udah pijat segar, baru deh tukang pijatnya sepertinya ngerti bagian mana yang harus dipencet dan diurut. Kalau saya yang sehari-hari cuma duduk kerjanya, bagian pinggang dan kaki yang sering pegel. Dan kalau lagi pijat pinggang rasanya pengin banget pinggangnya sampai bunyi “grek-grek” biar plong.
Tetapi kata tukang pijatnya kalau tulang atau otot sampai bunyi baik dipijat atau di gerakan itu nggak bagus. Apalagi kalau tulang, itu adalah gesekan antara dua ujung tulang yang masing-masing ada tulang mudanya. Kalau ada masalah dengan gerakan yang sampai menimbulkan bunyi itu apalagi ditulang belakang, bksa gawat urusannya. Minimal adalalah luka ujung tulang, kalau sudah tua efeknya adalah tulang kering dan bisa ke pengapuran ujung tulang.
Dan saya sekarang jadi khawatir kalau inget dulu-dulu kalau ngulet itu ke kana dan kiri sampai bunyi “griyek” pinggangnya, dan kalau belum bunyi rasanya belum plong.
Kalau diurut pas keseleo itu, ibaratnya sakit serasa dirapel ya Mas :hehe. Tapi kalau saya sampai sekarang kurang begitu suka kalau dipijat oleh orang yang tidak saya kenal :hehe, lebih sreg kalau dipijat keluarga :)). Selain lebih nyaman, gratis juga sih :haha.
Assalaamu’alaikum wr.wb… pijat ini bagus untuk mengendur urat saraf yang letih. Boleh juga membuang stress ya. Salam Maal Hijrah 1437 dari Sarikei, Sarawak.