Upsss… judulnyaaaah… kayak blog mesum saja, tapi ini tentang catatan bagus buat informasi tentang lika-liku kehidupan malam di kota purwokerto dan tepatnya prostitusi di daerah wisata alam baturraden. Cukuplah untuk kita tahu dan bisa membatasi diri dengan kondisi ini. Pada bagian akhir tulisan ini kesimpulan saya tentang realita ini, tentang bahaya dan tentang
Sisi gelap Baturraden adalah tujuan wajib para petualang cinta di pulau jawa bagian tengah.
Pernah saya ngobrol dengan seorang pemuda di daerah cilacap, bahwa dia sedang berencana dengan temen-temennya untuk main ke daerah baturraden. Tentunya nyari cewek dan nyari cewek di sini hanya penghalusan istilah kalau dia mau nyari pelacur buat menumpahkan hasratnya yang semakin penuh setiap hari karena bayangan-bayangan indahnya untuk dipraktekan.
Begitu juga dengan pemuda-pemuda daerah lain yang mereka semakin eksis di setiap perempatan, pertigaan, pos ronda setiap malam, salah satu agendanya adalah cari cewek ke baturraden. Cuma sekedar kongkow, main judi, mabok bareng itu hal biasa. Selanjutnya ya cari cewek, patungan dan kemudian main gantian. Itu kalau yang kelasnya pinggiran jalan, sampai di baturraden akan masuk ke kamar-kamar kecil di lokasi kemudian menumpahkan hasratnya.
Yang kelasnya agak kaya sedikit para petualang cinta ini akan bawa mobil ke sana, bareng temen-temen. Sampai di baturraden akan masuk ke hotel yang jumlahnya banyak sekali di sana berupa hotel-hotel kecil. Kemudian mereka akan pesen cewek. Setelah datang ke hotel selanjutnya heppy-heppy di bar, cheers dan lainnya sampai puas dan acara ditutup dengan acara sendiri-sendiri di kamar sampai pagi.
Makin hari mereka para cewek makin berani menampakan diri tebar pesona bahkan di jalanan saat siang hari
Dulu setahu saya adanya prostitusi di gan sadar baturraden seolah tak terlihat, hanya mereka yang punya akses dan keberanian untuk mencoba datang ke lokasi. Jadi keberadaan mereka hanya diketahui segelintir orang saja. Mereka para psk seolah kalau siang itu berdiam dalam kos-kosan atau tidak berani menampakan diri dengan berpakaian sama seperti kalau malam hari. Siang hari mereka akan berpakaian normal seperti wanita umumnya dan susah sekali dikenali kalau mereka adalah psk.
Tetepi sekarang berbeda banget, sore hari di purwokerto akan sering terlihat cewek-cewek berambut pirang, dengan paha yang bisa dilihat sampai pantatnya, berkaos ketat sekali berboncengan naik motor. Menjadi tatapan gratis bagi laki-laki untuk tubuh mereka yang dindahkan. Seolah menjadi promosi untuk bisa mencolek atau menggoda atau sekedar menatap gratis area-area yang mengundang birahi.
Dan orang-orang yang melihatnya semakin terbiasa walau awalnya memandang sebelah mata sebagai wanita murahan, tetapi lama kelamaan akan cuek dan kehadiran mereka hanya sebatas menggerutu dalam hati dan kekhawatiran kalau suami, atau anaknya atau saudaranya akan menjadi teman mereka, bergaul dengan mereka bahkan menjadi penikmat mereka.
Tiap malam hari libur mereka ramai-ramai turun ke kota purwokerto membeli kondom
Sebuah fenomena baru, bisa dibuktikan bagi Anda yang mau survey di kota purwokerto, sejak kondom semakin murah, sejak ada program kesehatan untuk memerangi HIV, gerakan kondom nasional, maka sekarang setiap malam hari libur jumlah penjualan kondom akan meingkat baik dibeli oleh para petualang cinta atau pun para psk yang turun gunung dari baturraden.
Kondom digunakan untuk mengikuti tren keamanan, alasannya untuk melindungi diri dari HIV dan penyakit seksual lainnya. Kalau umumnya petualang cinta yang takut pakunya karatan ketika ditancapkan ke lubang yang nggak bersih maka dia akan pakai kondom. Tetapi jika psk itu kedatangan tamu yang nggak bawa kondom, maka dia merasa aman jika lubangnya kemasukan paku berkarat maka akan aman.
Bahkan sampai ada tempat-tempat khusus di kota purwokerto yang menyediakan khusus buat mereka. Nggak harus beli ngantri di minimarket, cukup datang ke tempat itu dan bisa bawa kondom untuk persediaan.
2014 semakin banyak stok cewek bokingan karena limpahan dari pembubaran dolly surabaya
Beberapa waktu yang lalu, sejak lokasi prostitusi dolly dibubarkan dalam rangka perbaikan tatanan moral ke arah yang lebih baik, lepas dari pihak-pihak yang ingin menentangnya, mereka yang terusir dari dolly nggak bisa langsung berhenti dari pekerjaanya sebagai psk. Cara paling cepat adalah mencari lokasi prostitusi lain untuk bisa mencari uang.
Baturraden adalah salah satu tujuan mereka mendapatkan lokasi pekerjaan baru. Nggak ada yang berubah, berdiam di bawah asuhan germo kemudian menunggu ada tamu datang, kemudian pasrah dengan deal harga antara tamu dengan mucikarinya dan menyerahkan badan ke tamu untuk ditumpahi hasrat dan mendapatkan uang sekian persen dari mucikarinya.
Anggapan semakin banyak stok cewek itu benar adanya, karena jumlah mereka semakin banyak, maka tamu petualang cinta yang datang bisa banyak pilihan. Hukum alam yang berlaku di sana adalah yang cantik akan bisa bertahan dan yang semakin tua dan semakin tidak cantik akan tidak laku.
Makin mudah dan makin marak untuk boking cewek oleh pemuda-pemuda malam di purwokerto
Acara malam mingguan di rumah saja sekarang menjadi dikesankan adalah orang yang kuper dan tidak gaul. Keluar rumah, turun ke jalanan, kongkow bareng temen-temen adalah hal yang dibuat trend. Main bareng temen itu menjadi kewajiban untuk acara malam hari libur yang katanya untuk menikmati malam. Berbagai acara pun dilakukan oleh hampir semua kalangan.
Mereka yang masih anak baik-baik paling makan di cafe atau rumah makan kemudian pulang. Atau yang ada uang lebih akan nonton film diboskop atau kegiatan olah raga. Nah mereka yang otaknya sudah penuh dengan pornografi tentunya akan mencari pelampiasan dan kemudahan akses menuju baturraden dengan harga yang murah akan menyegarakan mereka ke sana.
Bahkan cukup telpon dari siangnya, malamnya sudah siap tinggal tumpahkan saja. Nggak perlu susah sekarang untuk mencari tempat untuk menumpahkan hasrat itu. Hotel di purwokerto semakin banyak, motel-motel di baturraden seperti perkampungan saja. Satu komplek bisa isinya hotel semua
Makin hari makin banyak kasus HIV di purwokerto, 2015 menjadi terbesar kedua setelah semarang
Dan beberapa minggu yang lalu saya mendengar seorang tukan memandikan jenazah terdeteksi terkena HIV di purwokerto. Kasihan sekali orangnya karena pandangan orang menjadi lain. Sebagian orang menganggap itu hukuman buatnya coba-coba menumpahkan lendirnya di baturraden. Tetapi kalau orang yang mau mengambil runut ceritanya bahwa itu tertular hiv ketika sedang memandikan seorang wanita yang meninggal dan dia adalah seorang pelacur di baturraden tetapi tinggalnya di purwokerto.
Bapak-bapak yang tadinya dari keluarga baik-baik kemudian istrinya tiba-tiba menjadi sakit-sakitan tidak jelas sebabnya. Setelah di cek ke rumah sakit istrinya itu mengidap HIV. Dan sekali lagi hal seperti ini tidak bisa menjadi
Jika ada yang mau menjadikan saya istri, saya akan berhenti dan tobat jadi psk.
Pernah saya jalan-jalan ke sana dalam rangka sebuah tugas yang mau nggak mau harus berinteraksi dengan mereka. Saya sedikit ngerti tentang kehidupan mereka, banyak diantara mereka yang karena alasan ekonomi, salah satunya aku dapatkan dari percakapan seperti ini:
Saya : Permisi mba, kalau mba ini aslinya mana ?
Mba : Saya pendatang di sini mas, asli banyuwangi
Saya : Jauh amat mbo koq sampai di purwokerto ini
Mba : Iya mas, gimana lagi tadinya saya kerja di dollya trus dibubarin
Saya : Oooo jadi pindah ke sini
Mba : iya, nggak ada pekerjaan lain soalnya
Saya : Oh iya mbaaf mba, Apa nggak kepikiran untuk nyari pekerjaan lain ?
Mba : Nggak punya ketrampilan mas, mau diterima dimana ?
Saya : Lha kalau keluarga ?
Mba : Keluargaku di banyuwangi sana harus saya kirimi sebulan sekali mas
Saya : Wah gitu yaa … trus nggak kepikiran juga untuk berhenti dan bersuami gitu mba ?
Mba : Mada ada sih mas lelaki mau sama wanita bekas pakai seperti saya
—– sambil mulai menangis mba itu dihadapan saya
Saya : eh maaf malah jadi nangis mba
Mba : Sebenarnya kalau ada yang mau memperistrisi saya, apapun kondisinya
Saya : Iya mba
Mba : Saya akan bertaubat jadi psk, walau ntar hidup miskin mas
Saya : ???
Mba : Sebenarnya saya juga tahu pekerjaan seperti ini salah tapi gimana lagi
Saya : Iya mba, saya doakan cepet dapet keluar yaaa
Mba : Iya mas makasih, (sambil menyeka air matanya)
Saya : iya deh mba, saya lanjut bertugas dulu ya
Mba : Lho mas cuma nanya-nanya doang ?
Saya : ha ha ha … iya
Fyuh … dari sisi manapun wanita yang berprofesi sebagai psk itu selalu punya celah untuk merayu korbannya. Terhadap lelaki hidung belang yang otaknya hanya sedangkal pangkal paha, mereka cukup dengan senyum gincu dan tarian tubuh yang diaduhaikan. Terhadap lelaki baik seperti saya mereka merayu dari sisi kondisi real mereka yang pasti mendatangkan belas kasihan dan rasa iba.
Diskusi di atas jelas membuka peluang saya untuk berpikiran untuk menjadikannya istri dalam rangka menolong seorang wanita untuk keluar dari jurang kenistaan. Walau nanti hanya sebagai istri simpananpun pasti dia mau yang penting ada yang menafkahi dan nggak harus berat melayani para lelaki yang bermacam-macam. Dengan istri simpanan uang belanja sudah pasti ada hanya bekerja santai merawat tubuh untuk melayani suami yang menyimpannya.
Sungguh luar biasa godaan mereka itu menyasar hati para lelaki. Mungkin banyak kasus seorang lelaki banyak yang akhirnya memiliki istri simpanan yaa karena komunikasi seperti itu. Awalnya sewa sementara akhirnya terjadi deal untuk menjadikanya sebagai istri simpanan. Sebuah penghalusan kata-kata untuk menyewa psk dalam waktu yang lama. Melacur itu satu jam atau satu malam, memiliki istri simpanan itu melacur dalam waktu yang lama.
Lingkaran kekuasaan dibalik bisnis lendir itu dari mulai preman sampai setoran keamanan
Ada uang pasti ada orang yang akan berusaha untuk uang itu tetap ada. Apa lagi dalam jumlah yang besar, bisnis lendir ini sangat menghasilkan uang maka lahirlah kekuatan-kekuatan yang biasanya dikendalikan oleh seorang bos. Bos-bos ini dari masa kemasa akan dipegang oleh mereka yang terkuat ketika saling mengalahkan. Dan sebab itulah kita sering mendengar ribut-ribut para dari backing sebuah tempat mesum.
Mereka memegang kekuasan wilayah untuk menjadi merasa pengaman dan penguasa wilayah di situ. Mereka akan berbuat apa saja agar bisnis lendir didaerahnya tetap berjalan dari mulai cara halus dengan membagi uang kepada siapapun yang lebih berkuasa secara hukum yang secara oknum menyalah gunakan kewenangannya. Kemudian para mucikari harus setor uang ke mereka sebagai uang keamanan. Para mucikari mendapatkan uang dari sekian persen uang yang didapatkan dari para petualang lendir.
Sebuah lingkaran yang akan susah ditembus untuk dipotong karena tingkat kebutuhan mereka begitu tinggi. Orang-orang yang sudah maniak sek tentu dengan segala cara akan mencari para psk. Hal ini akan memulai aliran uang dari mulai jasa mencari psk, jasa mengamankan lokasi dan lainnya.
Nasib generasi muda purwokerto dan sekitarnya, menganggap perempuan itu hanya bernilai sekian ratus ribu rupiah.
Sungguh sebuah ironi, disaat wanita ingin sekali disamakan posisinya dengan laki-laki melalui doktrin persamaan gender, Tetapi untuk urusan yang sangat menghancurkan harkat dan martabat wanita ini, suara mereka para penggiat persamaan gender seperti tak ada. Oke lupakan soal doktrin persamaan gender yang hanya mengejar kesamaan posisi dengan laki-laki, sekarang kita pikirkan nasib para generasi muda yang punya akses mudah terhadap prostitusi ini.
Tinggal punya uang, kemudian alokasikan waktu dan datang ke baturraden. Pesan wanita, bayar dan nikmati sepuasnya sesuai tarif yang dibayar. Puas dan pulang lagi ke rumah. Sekarang segampang itu untuk mendapatkan lubang untuk menancapkan paku. Tinggal dikasih pelindung agar kalau mendapatkan lubang yang karatan tidak akan terkena infeksi
Sampai di sini harga wanita yang ada di sana akan semakin murah, cukup dengan sekian ratus ribu sudah bisa mendapatkan tubuhnya. Walau hanya sejam, dua jam, tiga jam atau semalam suntuk. Habis itu nilainya akan semakin rendah seiring dengan usianya yang semakin tua. Tak ada laki-laki yang mau menikahinya, tak ada anak yang akan mengurusnya di waktu tua nanti, tak ada saudara yang peduli pada kondisinya yang semakin lemah dan renta.
Pemerintah seperti tutup mata sama realita ini
Karena pemerintah yang memiliki tanggung jawab dalam hal ini untuk melakukan tindakan, maka saya langsung sebut pemerintah di sini yang menutup mata. Kalau masyarakat sudah jelas risih dan kalau saja tidak hukum yang mengatur mungkin massa sudah menggeruduk sana walaupun di sana ada backing oleh kekuatan yang besar.
Mungkin sering ada kegiatan bersih-bersih sampah masyarakat yang salah satunya adalah untuk menertibkan tempat lokalisasi psk. Itu sudah mending lah dari pada tidak sama sekali. Tetapi bukti menunjukan tempat lokalisasi itu tetap ada dan tetap beroperasi walau spanduk, penyuluhan, bahkan sampai pembubaran lokasi.
Tapi seringnya isu yang keluar itu malah bikin tambah mumet orang-orang yang masih peduli akan kemanusiaan dan harga diri wanita. Seringnya keluar isu yang digusur adalah yang setorannya kurang oleh para pengurus lokalisasinya, sementara yang setorannya sesuai akan dibiarkan.
Sakin gerahnya masyarakat kadang ada sampai beberapa orang menggeruduk sendiri lokalisasi dan praktek mesum lainnya. Yang ada malah mereka dihukum karena disalahkan dengan pengrusakan lokasi. Dan akhirnya orang-orang akan menyerah dengan keadaan, dan selalu disimpulkan dengan bahwa ini adalah jaman edan, yang benar dianggap salah dan yang salah dibenarkan, jadi mau apa lagi.
Saya terhadap kondisi ini
Seperti dari awal tulisan ini, semuanya hampir berisi ketidak setujuanku dengan adanya pembiaran terhadap lokalisasi seperti ini. Efek negatifnya buanya sekali mulai dari peredaran narkoba, penyebaran penyakit kelamin, perluasan penyakit mental masyarakat dan bertambahnya masalah keharmonisan keluarga karena ulah suaminya yang menumpahkan hasratnya di sana dan masih banyak lagi.