Saat jiwa sedang mengharu biru
Dalam desah yang tertahan
Untuk sekedar menetapkan rasa
Di kala hati ingin melupakan beban
Ah terlalu berat rasanya
Untuk menahan hangat rasa
Untuk hati yang dingin
Dari sekian lama menunggu
Saat semua sudah mengiyakan
Ketika jiwa sudah menyatu
Hanya ingatan tentang batasan
Dan ada selembar tirai yang menjaga
Ah kenapa lupa tentang hari kemarin
Tentang waktu yang mengalir
Yang menebarkan ragu dan terhenti
Oleh bias merah dalam tirai
Wahai tirai yang menyembunyikan
Ternyata bukan sekedar pembatas
Tapi penjaga yang tak tertembus
Untuk waktu yang akan indah
Selembar pembalut menjadi tirai
Untuk menjaga waktu akan datang
Sampai bias merah itu berakhir
Agar tampak purnama yang sempurna
Tak lagi merah dan tertutup awan
Selembar pembalut itu sekarang langka pak. Sekarang yang banyak tanpa pembalut. Banyak laki2 yg dp koretannya n banyak perempuan yg jual murah pembalutnya
Aduh… ini pembalut beneran mas…
Wakakaka… ini puisi tentang apa dah nangkep maksudnya mas ?
yeh pak kalimatnya ae jelas gitu kok!!! coba pak ahsan cek lagi n renungi lagi. kalimatnya kan menjurus ke sana, apalagi pak ahsan suka yg nggedabrus gitu …