Sandal butut penuh kenangan – Selamat tinggal !


Lebih tepatnya bukan selamat tinggal, tapi maaf saya buang karena berat hati ini untuk menyimpannya kalah dengan kondisi harus pindah tempat. Sandal yang aku kasih nama “si bilu” ini punya banyak sekali kenangan manis. Iya semuanya kenangan manis.

Sandal Butut Mas Ahsan

Mulai dari pertama beli, sandal yang menemani travelling kemana-mana, sandal yang membuatku pertama kali mendapat pengakuan kalau aku orangnya bersih, sandal yang menyita perhatian banyak wanita, sandal yang membuatku di usir seorang tukang parkir, sandal yang menemaniku kena nyenyeh… ah banyak lagi

PERTAMA BELI SANDAL BUTUT

Dulu saking malesnya beli sandal harian yang baru, kemana-mana pake sepatu ket yang aku injek bagian belakangnya. Mulai gak kerasa nyaman karena harus khawatir kalau ditinggal di halaman masjid untuk sholat karena harganya cukup lumayan.

Masalahku adalah cari ukuran sandal agak susah karena kakiku besar. Jadi cari ditempat sandal agak susah karena jarang stoknya. Tapi nasib menuntunku ke terminal pulogadung. Ada tergeletak sandal itu dijual, ukurannya pas dan empuk serta nyaman aku pakai. Tanpa babibu aku beli, gak pakai nawar, Rp 35.000,-

DIAKUI KALAU SAYA SUDAH TAUBAT KEMPROHNYA

Dalam artian bersih fisiknya, karena awal-awal aku pakai sandal ini masih cling putih dan gak ada noda sama sekali. Tapi sayangnyapengakuan ini datang dari bukan sebagai apresiasi tetapi sebagai guyonan saja.

Mamah … iya istriku ngomong “wah tumben sandalnya bersih, kemarin-kemarin kucel sekarang kinclong” aku jawab “tunggu besok, udah kelihatan sandal lama pakai pah pokoke“. Wakakakak… ngejek banget, tapi begitulah saya masih nyaman dengan tampilan yang merakyat dan nggak miyayi.

DIUSIR TUKANG PARKIR

Entah karena melihat sayanya yang memcurigakan atau melihat sayanya yang dekil dan kucel, suatu hari saya sedang jalan-jalan di sebuah sentra kuliner harus diusir seorang tukang parkir yang tampangnya lebih dekil dan kucel dari saya. Sepertinya harga diri tukang parkir itu menjadi mendadak naik tinggi sehingga watak manusia yang nggapleki keluar.

Memandahkan rendah orang lain “judge by cover” dinilai dari penampilannya itu sebagian dari watak manusia yang enak banget untuk dilakukan tapi nggak enak untuk korbannya. Mungkin selain muka itu adalah sandal dekil saya, karena waktu itu saya berpakaian normal dan bersih. Hanya muka kringeten dan sandal butut ini yang aku pakai.

MENGANTARKU BERTEMU TEMAN LAMA

Di manapun kapanpun dan kecuali saya, mau ketemu dengan orang yang istimewa seperti saudara, temen atau bahkan yang baru kenal itu tampil dengan pakaian yang baik. Paling tidak untuk menghargai mereka lah dengan berpenampilan yang sopan. Itu adalah wujud untuk mengharagi momen bertemu dengan sahabat lama.

Tapi ternyata apa yang aku tampilkan buat mereka, sandal putus disambung, celana sobek, sarungan lecit, nggak mandi dari kemarin hari, nggak gosok gigi selama 2 hari, muka kusut dan badan bau amis kena ikan karena malamnya aku begadang di pantai.

Entah apa yang dipikirkan sahabat lamaku, yang jelas aku ketemu juga dengan seorang yang katanya juga dulu satu sekolahn tapi aku baru kenal. Wakakakak… kesan pertama lihat orang kemproh… mohon maaf banget buat dia semoga tidak menjadikan ingatan buruk dalam hidupnya.

SEBAGAI TEMAN MANCING

Entah sudah mancing berapa kali aku mbawa sandal ini. Yang jelas sandal itu sudah pernah ngapung di atas banyak laut, nginjek banyak pantai, terluka oleh batu-batu tajam beberapa karang, dan pernah hanyut oleh beberapa ombak pantai.

PUTUSPUN AKU SAMBUNG PAKAI TALI

Karena sebuah peristiwa sandal butut ini putus. Rupanya dia nggak sanggup aku bawa ke medan terjal di perbukitan tepi pantai daerah karang bata, selatan pantai menganti, kebumen. Yang putus adalah jepitan kaki kirinya, dan lokasinya masih jauh dari pemukiman warga, nggak mungkin juga saya nyeker. Dan akhirnya dengan tali yang ada, aku sambung agar bisa dipakai lagi.

Sudah merasa nyaman, saya mengurungkan  beli lagi

HARUS KUBUANG, DAN SELAMAT TINGGAL !

Rangkuman kesan tentang sandal ini sepertinya pas dalam syair berikut ini. Mulai dari awal belinya, pertama pakai, peristiwa-peristiwa yang asik sampai dengan ketika putus dan akhirnya aku ganti dan buang.

Kulihat ditepian jalan
Tertutup diantara tumpukan
Ku bawa pulang dan kupakai
Menemani hari-hari nan jauh

Slamat jalan selamat berpisah
Oh sandalku yang aku sukai
Kenangan yang kau tinggalkan
Malu-maluin tapi menyenangkan

Ah segitunya pakai syair segala. Hahaha tapi ya sandal butut ini memang istimintul sekali buat saya… super istimewa maksudnya.

Terakhir aku lihat di tempat sampah…

Melihatnya untuk terakhir kalinya, ketika aku menaruhnya di tempat sampah, ketika aku membayangkan dia akan menjadi barang yang sama sekali tidak berguna. Ah sudahlah … jangan baper lah… ntar beli sandal yang baru lagi….

Oh iya, sampai aku bikin tulisan ini, aku bahkan belum beli sandal pengganti.

8 respons untuk ‘Sandal butut penuh kenangan – Selamat tinggal !

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.