Jika kebutuhan untuk disiplin waktu dan keteangan belajar adalah kebutuhan tinggi, semeentara kita hidup pada era informasi yang sangat cepat dengan hadirnya media sosial, maka menjadi masalah besar jika seorang siswa atau anak yang sedang dididik bisa mengakses media sosial. Karena akan terganggu dari akses informasi yang masuk.
Fakta 1: Media sosial seperti facebook, whatsapp, bbm, instagram, twitter dan sejenisnya itu mengganggu konsentrasi kerja dan atau belajar.
Fakta 2: Melarang orang mengakses media sosial akan membuatnya menjadi semakin berusaha untuk mengakses dengan berbagai cara, ilegal pastinya misal dengan hack atau mencuri waktu.
Bagaimana solusinya ? Menghadapi anak didik yang butuh untuk menjadi disiplin, fokus belajar tetapi tidak melakukan hal-hal ilegal dengan mengakali larangan akses media sosial.
I. Jangan dilarang, tetepi dibatasi waktunya
Sesuai fakta, orang yang di larang dia akan semakin memasukanya ke dalam pikirannya. Sementara media sosial sudah menjadi hal yang seperti candu buat orang. Maka pasti yang dilakukan adalah mengakali agar dia bisa mengaksesnya dengan cara apapun.
Berbeda jika di batasi, siswa akan tau kalau sedang ada hal yang lebih penting untuk di kerjakan yang pasti akan terganggu dengan adanya dia itu aksea fb, wa, ig dan lainnya. Walau awalnya berat tapi dia punya waktu untuk ditunggu bisa akses media sosial sehingga mengurangi ide-ide nakalnya.
II. Buat sistem kontrol kejujuran untuk siswa
Untuk konsistensi anak didik dalam mematuhi pembatasan jam akses, perlu kontrol dari siswa dan pendidik. Siswa berusaha untuk mematuhi, pendidik melakukan kontrol. Pada awal-awal pasti butuh kesabaran terhadap pelanggaran, tetapi butuh suatu waktu nanti untuk tegas.
Contoh realnya adalah buat list kapan siswa pertama atau terakhir aktif mengakses sosial media. Dari data itu akan ketahuan siswa mana yang jujur dan siswa mana yang tidak jujur. Usaha untuk mencurk waktu atau menerobos pembatasan juga akan ketahuan karena yang kita lihat adalah waktu kapan dia mengakses. Contohnya sebagai berikut
WA dengan lihat last seen
FB dengan active xxx ago (xxx = hour /minute)
Butuh ketelitian memang, tetapi pendidik yang telaten dan sabar akan menghasilkan anak didik yang berkualitas. Ada usaha pasti ada hasil, semakin serius usahanya, semakin bagus hasilnya.
III. Buat apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dalam sosial media
Kita sedang mendidik anak atau siswa dengan mengatur pola akses media sosial. Saat inilah juga waktu yang pas untuk menyampaikan materi salah satunya adalah internet sehat. Walaupun cuma media sosial, akan lebih baik jika kita juga sampaikan mana yang boleh dan mana yang tidak.
Contoh hal-hal yang tidak boleh:
- Mempublish foto-foto yang bersifat privasi atau aset yang harus terjaga
- Memasang foto-foto soal
- Memasang foto yang tidak sopan
- Membuat status yang provokatif
- Mempublish hal-hal yang berbau sara, anarki dan separatis.
Contoh hal-hal yang boleh ya pasti isinya bermanfaat buat banyak orang. Tak perlu saya sebutkan di sini.
IV. Terapkan reward & Punishment
Reward ini diberikan sebagai nilai tambahan kepada siswa ke dalam nilai perilaku atau mata pelajaran etika. Karena sebenarnya tidak secara langsung betkaitan dengan materi pendidikan utama. Misalnya jika nilai perilaku siswa cuma 8, bisa ditambahkan menjadi 9 karena dia telah baik dalam hal akses media sosial ini.
Punishment atau hukuman juga sama, pada nilai perilaku. Untuk memberikan hukuman pada area lain misalnya fisik atau denda maka berpotensi menimbulkan trauma yang tidak baik dalam ingatan siswa. Tetapi jika pada nilai perilaku, siswa akan sadar dan menerima kalau memang pelanggaran pada media sosial adalah buruk untuk dia terima akibatnya.