Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku. Eh itu intro lagu aishiteru yak. Tapi gitu deh, mbosenin kalau lagi menunggu, jadi kudu disambi melakukan apa agar nggak sia-sia. Dan saya ternyata bisa membuktikan ketika sedang menunggu disebuah taman di bawah pohon bambu, ada kreasi yang bisa aku buat. Seni anyaman daun bambu, ini dia:
Aslinya sih nggak setajam itu warnanya, sudah aku edit pakai instagram agar lebih tajam warnanya seperti tulisanku srbelumnya tentang teknik mengedit contrast warna menggunakan instagram.
Saya lagi nunggu waktu pulang, saya duduk di taman dan nggak ada hal lain yang bisa aku lakukan. Yaa cuma duduk dan memandangi serumpun pohon bambu kuning di depanku tanpa bisa ngapa-ngapain. Kemudian aku cari acara agar ada hasil yang bisa aku dapatkan.
Pokoknya dimanapun kita, jadikan apapun menjadi bermanfaat dan ada nilainya walau itu hanya bernilai buat kita sendiri. Contoh di atas adalah menunggu di taman bambu. Apa yang bisa bernilai dari sana ?
Berikut beberapa yang saya dapatkan di sana, sebuah sudut kecil taman dibawah rumpun pohon bambu kuning.
FOTO DETAIL DI SELA BATANG DAN DAUN BAMBU
Ada penampakan seperti ini, hewan yang lagi asyik menikmati hidupnya. Sebuah pemandangan bagus bisa aku dapatkan dengan membongkar sela-sela daun bambu. Seekor belalang sedang asik jalan-jalan. Serombongan anak kupu-kupu yang masih ulat sedang asik makan daun bambu, rame banget suasanane.
MEMBUAT ANYAMAN DAUN BAMBU
Seperti pada foto pertama yang aku share, daun bambu yang berjatuhan aku ambil, aku siwir-siwir dan aku anyam. Sambil mengasah ketekunan dan ketelatenan. Karena nggak gampang lho nyusun anyaman seperti itu. Walau hanya selap-selip doang nyatanya selalu saja mau lepas.
AWAS ADA ULARNYA !
Harus diketahui, rumpun pohon bambu menjadi sarang nyaman bagi beberapa jenis ular. Khawatirnya lagi ubek-ubek di sana malah dipatok ular. Jadinya kan bukan hal bermanfaat yang di dapatkan, tetapi hal yang menyakitkan.