Jangan seperti kebanyakan orang, ambil gampangnya aja tapi efeknya jadi next korban kalau ketemu orang gak ada moral. Semua yang terjadi di atas bumi ini ada hukum sebab akibatnya koq, dan nanti kalau kita mau menggunakan sedikit otak kita untuk belajar, maka ibadah juga koq, yaitu pada bagian : membaca, sesuai perintah : Iqra : Bacalah…
Jadi kalau soal sihir santet, teluh, tenung dan sejenisnya, itu jangan sampe kita dibodohi orang lain, karena ada saja orang yang gak bermoral di sekitar kita.
Pertama kita harus tahu prinsip jasa yang seperti ini:
Dokter: berharap orang sakit, Tukang AC: berharap acmu rusak, Bengkel: berharap kendaraanmu bermasalah, Tambal ban: berharap rodamu bocor, Guru: berharap ada murid untuk dididik, Dukun: berharap kamu takut dan cemas, Jasa transportasi: berharap kamu gak punya kendaraan, tapi hanya maling yang berharap kamu kaya dan makmur.
Mana yang selama ini kamu anggap orang baik ? itu hanya maling lho berharap kamu sukses!
Nah pakai sedikit otak kita, terkait sihir, prinsip pertama adalah kita diposisikan sebagai orang yang sedang takut, cemas dan khawatir. Maka setelah itu kita ditawari untuk menerima jasa ilmu kebal kalau khawatir kalah, pasang susuk kalau khawatir gak laku, pesugihan kalau khawatir miskin.
Begitu juga dengan lawan, akan diambil kondisi ketika kita sedang takut, khawatir, cemas dan perasaan negatif sejenisnya. Sihir akan masuk pada kondisi itu.
Jadi kalau pengin tau siapa yang mengirim, Ingat2 saja siapa yang lagi gak nyaman dan membuat gak nyaman.
Mbah dukun jika gagal kirim, akan ngasih tau pada yang request untuk menciptakan kondisi target agar dalam kondisi negatif psikisnya yaitu jengkel, was-was, marah, kecewa dan sejenisnya.
Itu kelemahan pertama, sesuai informasi dari Al Quran, mereka para setan itu bekerja dengan mengkondisikan manusia dalam rasa was-was.
Rasa was-was ini adalah induk dari semua perasaan negatif lainnya seperti takut, cemas, marah, jengkel, bete, boring, takut, kecewa dan lainnya.
Dan obat dari perasaan was-was adalah perasaan bahagia.
Kapan kita bahagia ? yaitu ketika kita merasa ada yang melindungi dengan sangat kuat. Di sini hanya Allah yang mampu, tidak ada lagi yang bisa melindungi dengan sekuat itu. Dan kondisi kita bisa merasa dilindungi ketika kita dekat denganNya, yaitu ketika kita dalam jalanNya.
JalanNya sudah jelas, seperti yang dicontohkan dalam Al Quran dan Contoh hidup Nabi (Al Hadits). Buka jalan mereka orang-orang yang mengaku-ngaku walau mereka berpenampilan dan mengklaim orang yang taat menjalankan Al Quran dan Al Hadits.
Bagaimana membedakannya?
Hal sederhana: Jika mereka peka terhadap ketenaran dan kekuasaan, maka itu bukan contoh yang harus diikuti.