Punya channel youtube kantor tetapi viewer dan subscribernya dikit ?
Kalau Anda seorang content creator bisa merasa bermasalah kalau itu terjadi. Tetapi bagaimana jika pemilik channel adalah sebuah instansi pemerintah yang tersebar dalam ribuan kantor mulai dari dinas, kabupaten, kecamatan dan lainya. Channel sepi juga gak ada masalah buat pimpinan kantornya. Gak ngefek buat gaji atau tunjangan yang akan diterima.
Sebelum aku bahas satu persatu, akui saja untuk para pengelola channel youtub milik instansi pemerintah, berikut resumeku:
- Bukan menjadi hal yang mempengaruhi gaji atau tunjangan, jadi hanya sekedar arahan atau harapan atau prestise jika viewer atau subscriber banyak. Kalau sedikit gaji ama tunjangan aman, paling kena omel atasan itupun sebentar, apalagi kalau atasan ganti
- Yang mengelola orangnya kadang berganti, semangat nya jelas beda-beda, ada yang rajin ada yang enggak. Dan itu gak menjadi perhatian di bagian pemegang kebijakan sdm untuk siapa yang akan ditugaskan mengelola channel
- Pengelola hanya bikin kontent, upload dan sudah selesai tugas. Kebanyakan akan berhenti di titik ini. Kebanyakan gak tau juga kalau setelah upload, itulah awal dari channel akan ditentukan nasibnya akan terkenal atau tidak
- Orientasi publikasi untuk keperluan sesaat yaitu sekedar melaksanakan perintah atasan, ide sesaat yang sudah seperti itu aja seperti gambling. Banyak yang nonton ya seneng, sedikit ya apatis
- Konten dibuat apa adanya, ada baberapa yang sudah berusaha membuat dengan teknik video editing yang bagus, tapi yaa jelas masih kalah dengan konten kreator sungguhan
Dan itulah masalah utamanya, yang nanti akan berkembang ke penyebab mengapa viewer sepi. Berikut beberapa rangkuman yang aku buat mengapa sebuah channel yutub itu sepi, tentunya tidak dengan menyalahkan pemilik channel, tetapi bisa dipakai oleh pengelola channel agar viewer dan subsribernya kantornya banyak.
Masalah inti yang pasti itu isi konten gak menarik, pakai bahasa formal, channel gak dimaintenance, hanya untuk keperluan publikasi, tidak ada untung atau rugi ketika yang view / subscribe itu banyak atau sedikit.
Beda sekali dengan channel youtube milik konten kreator entertainment!
Bisa kita liat sendiri, viewernya banyak, yang komen, like dan subscribernya tiap hari nambah. Akan dicari orang dan di nanti konten barunya. Ada interaksi antara pemilik channel dengan orang yang memberikan komen atau subscribe. Jaauh sekali perbedaanya dengan channel youtube instansi pemerintah. Publikasi masih hanya keperluan cermonial, belum interaksi dua arah. Atau yang merespon balik terhadap feedback yang masuk. Baru satu dua instansi yang melakukan maintenance terhadap para viewer dan subscribernya.
Yang dilakukan malah untuk klarikal, menjaga nama baik dan ceremonial.
Tentunya jenis konten kaya gitu sangat membosankan. Bahkan bagi pegawai satu kantornya. Pikiran pertama yang muncul ketika membuat konten adalah semoga yang liat akan banyak. Tetapi saat ada komen masuk malah dinilai itu tone positif atau negatif. Bukan bagaimana agar komentator itu betah di channel yutub kantor.
Jadi intinya adalah belum ada upaya membuat konten yang bikin para penonton betah. Sekali tonton udah dirasa cukup dan gak menanti konten berikutnya. Ba dengan para youtuber umumnya yang gimana caranya penonton betah dan menanti konten berikutnya.
Padahal bisa banget loh materi terkait pemerintahan dikemas dalam format yang menarik dan dinanti oleh penonton. Ini masalah berikutnya yaitu pengelola tidak memiliki ilmu entertain atau publikasi yang menarik untuk dilihat. Ilmu ini dipelajari dalam fakultas komunikasi seperti yang nantinya akan bekerja di media massa. Pegawai pemerintahan hanya satu dua yang bisa ilmu ini dan ditugaskan menjadi pengelola youtub kantor.
1001 kantor yang jumlah viewer / like itu sama dengan jumlah pegawai di kantor tersebut!
Ini masalah berikutnya yaitu soal rasa kepemilikan terhadap channel. Harusnya itu ketika ada publikasi konten, minimal ya pegawai di kantor tersebut like atau comment dulu. Tapi jangankan menuju kesadaran kaya gitu, pegawai di unit lain yang bukan bertugas publikasi kayaknya juga belum subscribe ke channel kantor. Karena apa ? karena channel youtube kantor ini sesuatu yang prestise buat beberapa orang aja, orang lain merasa bukan urusannya gak ada pengaruhnya mau ada atau tidak channel itu.
Kalau jujur ditanya sih, instansi pemerintah ini ingin channel youtubenya ramai!
Ini fakta, apalagi ditanyakan ke pimpinan instansi tersebut. Bukan lagi untuk keperluan publikasi, tapi sudah ada keinginan agar channel youtube kantor itu ramai di kunjungi dan dilihat orang. Siapapun itu kalau sekarang liat channel youtubnya sepi dan sedikit pengunjung itu jadi kepikiran. Merasa gak laku atau kontennya gak menarik. Udah kebayang kan sebabnya ? kalau gak percaya silahkan cek youtube instansi pemerintah terdekat, apakah banyak viewer ?